Gadis bernama Yuli itu tak henti-hentinya menangis dalam setiap
sujud malamnya. Hatinya yang sedang berkecamuk membuatnya ingin selalu mendekat
pada sang Pencipta. Sebuah penyakit yang sulit disembuhkan membuat sang kekasih
pergi meninggalkannya dan memilih menikah dengan gadis lain. Namun, dalam pekatnya
keheningan tiba-tiba hadir sosok lelaki yang membuatnya lupa akan
kegundahannya. Hingga ia tau apa yang membuatnya mampu terlupa dengan segala
yang cobaan membelitnya.
catatan:
artikel ini merupakan review film singkat berjudul "Romi dan Yuli dari Cikeusik" yang dikirimkan penulis pada lomba review film beberapa bulan lalu. untuk mengetahui isi filmnya silakan download di bawah ini.
Romi dan Yuli dari Cikeusik
Lelaki itu bernama Romi, seorang Ahmadiy yang taat karena asuhan
dari orang tuanya sejak kecil yang merupakan kiai ahmadiyah. Sayangnya, Yuli
tidak sempat tahu hal itu untuk sekian lama waktunya. Sejak pertemuan di sebuah
pagelaran seni, mereka menjadi lebih sering bertemu. Dimana saja, ya.. untuk
sekedar bercanda dan menuangkan segala yang meraka rasa.
Waktu terus berjalan hingga keduanya menemukan keyakinan untuk
menaungkan hubungan dalam sebuah mahligai suci pernikahan. Kedua keluarga
berkumpul dalam sebuah niat suci, namun tak ada persoalan agama yang
dibicarakan disana. Hingga acara selesai, Romi serta Yuli siap menunggu hari
yang diharapkan.
Setelah hari itu, kebahagiaan senantiasa meliputi Romi dan Yuli.
Namun sebuah peristiwa diskriminatif menegaskan adanya perbedaan di antara
mereka. Sebuah penyerangan terhadap warga Ahmadiyah di daerah Romi membuat Yuli
terperanjak dan tak dapat menerima kenyataan bahwa Romi, kekasihnya dalah
seorang ahmadiy. sejak saat itu, hubungan mereka merenggang, dan Yuli kembali
terisak.
Keduanya kini terpisah dan menghadapi keadaan yang sama, yaitu
penolakan dari orang tua masing-masing. Penolakan yang disertai dengan berbagai
hujatan dan pengkafiran, namun Romi dan Yuli pun sama-sama berusaha untuk
meluruskannya. Yuli bresikeras mempertahankan Romi karena hanya Romi yang bisa
menerima kekurangannya. Sontak orang tua Yuli kaget mendengar omongan Yuli.
Kasih sayang dan harga diri bercampur menjadi satu.
Disisi lain, orang tua Romi pun menghujat dan mengkafirkan keluarga
Yuli yang telah menghancurkan rumah serta masjid yang menjadi tempat ibadah
mereka. mereka tak mau menerima penjelasan apapun dari Romi.
Diam-diam, Romi dan Yuli tetap bertemu dan mencoba mencari jalan
keluar agar mereka tetap bisa bersatu dalam konflik yang sedang mendera dua
keluarga tersebut. Dalam pertemuan itu, Romi tetap teguh untuk mempertahankan
hubungan dengan melakukan apapun. Namun, Yuli tak mau begitu saja pergi tanpa
izin dan restu dari kedua orang tuanya memilih untuk merelakan saja perpisahan
mereka. Akhirnya, Romi memenangkan perdebatan dua hati tersebut. Yuli tetap
berpihak pada Romi. Sekali lagi, tanpa sepengetahuan siapapun.
Kehidupan Yuli kembali terusik, orang tua Yuli mulai berusaha untuk
menyingkirkan Romi dari kehidupan Yuli. Sejalan dengan hal itu, Hartono, cinta
pertama Yuli yang lulusan Mesir pulan ke tanah air dan sering menanyakan
keadaan Yuli. Tentu tak hanya itu, ada niat lain di balik setiap pertanyaannya.
Tapi Yuli tetap tak tergoyah sedikitpun, hati Yuli hanya untuk Romi.
Dalam dzikirnya yang semakin bergairah, tubuhnya mulai melemah.
Hingga suatu hari Yuli terkulai lemas di atas sajadahnya. Dokter mengabarkan
penyakitnya telah mencapai stadium empat. Betapa kagetnya keluarga Yuli.
Dalam kelemahan tubuhnya, Yuli mengigau nama yang diharapkan dapat
bersatu dengan dirinya, Romi. Sang ibu tak tega dan meminta ayahnya untuk
menyatukan dua hati yang tak mungkin terpisah tersebut. Antara ketetapan paham
agama dan kasih sayang anak tunggalnya, sang ayah bimbang. Hingga akhirnya
memutuskan untuk menikahkan Romi dengan Yuli dengan berpura pura tidak merestui
di depan para jamaahnya.
Romi yang terharu dan sedih bercampur bahagia tak henti-hentinya
mencium tangan ayah Yuli saat mendapat keputusan yang sangat berharga itu. Romi
dan Yuli akan bersatu. Hingga hari yang bahagia itu telah tiba.
Romi bersama keluarga Yuli bersiap untuk melihat keadaan Yuli
setelah mendapat restu dari orang tua Yuli. Namun, betapa kagetnya mereka saat
memasuki ruangan. Seluruh tubuh Yuli telah tertutup oleh kain putih, Yuli pergi
untuk selamanya. Tak ada yang terlihat disana selain kesedihan dan penyesalan
yanga amat mendalam.
Akhirnya, kini kesedihan tak dapat lagi terbendung dari diri Romi.
Kekasihnya telah pergi meninggalkan dirinya untuk selamanya. Romi tetap menjadi
Ahmadiy, dan Ahmadiyah tetap dihujat dan dinyatakan kafir. Kepergian Yuli sama
sekali tak memberi efek terhadap faham keagamaan mereka.
Betapapun besarnya gunung di lautan, cinta yang suci tetap akan
berlabuh ke tujuannya. Namun jika Tuhan yang menghilangkan labuhnya, tak ada
lagi yang bisa membantahnya.
catatan:
artikel ini merupakan review film singkat berjudul "Romi dan Yuli dari Cikeusik" yang dikirimkan penulis pada lomba review film beberapa bulan lalu. untuk mengetahui isi filmnya silakan download di bawah ini.
Romi dan Yuli dari Cikeusik