Home » » JUST A FRIEND

JUST A FRIEND

Assalamu’alaikum,,
Pagi-pagi tiba-tiba terinspirasi akan sebuah istilah yang cukup familiar di telinga tapi terkadang tak dihiraukan. Tidak sulit untuk mendapatkannya, tapi sulit untuk menjaganya.
Sebenernya tadi mau di posting ke eksposrakyat.net, tapi berhubung limited access untuk kesana jadi Day posting aja di notes Facebook ini.
Buat yang mau baca artikel lainnya dan punya akses yang cetar membahana tingkat dewa silakan buka link berikut : http://eksposrakyat.net/2013/06/hidup-tanpa-makan-dan-minum-mungkinkah/ dan http://eksposrakyat.net/2013/06/uin-walisongo-hadirkan-cak-nun/. Selamat membaca J.

Teman,
Yah, satu kata yang cukup mewakili bahwa di dunia ini manusia tak bisa hidup sendiri. Satu kata yang hanya merupakan kata dasar yang menginspirasi segala hal. Segala hal?

Iya, segala hal. Manusia yang sejatinya adalah makhluk sosial yang (katanya) tak bisa hidup sendiri, membutuhkan teman untuk sekedar teman ngobrol, teman kerja atau mencurahkan isi hati.

Untuk menjadi teman sebenarnya cukup mudah, tak perlu menunggu konfirmasi pertemanan seperti yang da dalam jejaring sosial seperti facebook, twitter, linked in dan lain sebagainya yang memerlukan konfirmasi dari si pemilik akun yang dimintai permintaan. Tapi seharusnya seperti kebanyakan jejaring sosial yang tidak cukup terkenal seperti iq elite, qeep, lovetime atau www.chatting.com.
Kelompok Jejaring sosial pertama cukup memberi batasan terhadap pemilik akun untuk menentukan teman yang diinginkan oleh si empunya. Namun untuk kelompok kedua sudah tak ada lagi batasan di dalamnya. Jadi siapapun yang online dengan akun yang telah dimiliki, secara otomatis akan memiliki akses yang bebas terhadap akun lain yang ingin dikenal lebih dalam.

Pembahasan Day kali ini adalah tentang situs pertemanan di dunia nyata. Hah, memangnya ada? Day jawab, ada.
Dunia yang kita tinggali saat ini layaknya situs jejaring sosial yang sangat bebas tanpa batas. Bebas mengakses seluruh lini kehidupan siapapun selagi kita mau dan mampu melakukannya. Namun, adakalanya seseorang tidak memiliki dukungan baik lingkungan ataupun akses untuk menempuh lini yang lebih jauh. Sebenarnya hal tersebut tidak bisa menjadi alasan. Karena bagaimanapun, kapanpun dan dimanapun setiap orang bisa mendapatkan teman sebanyak yang dia mau.

Banyak orang yang mengnggap bahwa teman dunia maya terasa lebih nyata (yeah, dan saya juga merasakannya. Apakah bisa disebut perilaku menyimpang? I don’t think so. Karena setiap hal adalah proses menuju suatu hal lain yang (dianggap) lebih perfect. Meskipun tidak menutup kemungkinan akan ada perputaran yang sama setelahnya. Solusi yang mungkin bisa diambil adalah dengan memilih dan memilah orang orang yang pantas berteman dengan kita serta bisa menerima pertemanan kita.  

Perasaan bahwa dunia maya lebih terasa nyata mungkin disebabkan oleh tidak adanya kepuasan atas apa yang telah dicapainya di dunia nyata. Semua yang dirasakannya terasa tak berguna (atau apalah yang sejenisnya). Tak perlu menyalahkan siapapun untuk menghindari tersangka yang tak diinginkan. Namun lebih tepatnya bagaimana agar hal tersebut tidak terjadi.

Hyyuuuh,,, ckckck.. dunia semakin canggih hingga yang salahpun tak mau disalahkan. Mungkin ada yang berpendapat seperti itu. Tidak salah memang, tapi juga bukan berarti berhak menyalahkan yang lain. Toh, kalau diteruskan seperti itu. Ujung-ujungnya malah menakutkan karena hanya saling menyalahkan.
Ah, sepertinya tulisan Day terlalu panjang untuk hari ini. Semoga tidak membuat temans malas untuk membacanya yah...

Intinya, Day hanya mengingtkan bahwa teman adalah bukan siap yang telah kita kenal jauh sebelum hari ini. Tapi siapapun yang bisa menerima kita dengan segala yang kita miliki.That’s all...

Have a nice day,, Wassalamu’alaikum.

0 comments:

Posting Komentar

Hosting Gratis

Total Pageviews

Ad Space

Ad Space

Blogger news

Hosting Gratis
Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

search here